Friday, June 7, 2013

Dominasi Through Ball

thumbnailIlustrasi: fm-base.co.uk

Istilah through ball, atau umpan terobosan, dikenal sebagai passing yang membelah pertahanan lawan dengan meletakan bola ke daerah kosong pertahanan lawan. Pemain yang menerima umpan kemudian harus berlari sekencang mungkin menuju arah bola agar dapat memenangkan perebutan bola dengan pemain bertahan lawan. 

Through ball memiliki dua jenis, yaitu Straight Through Ball dan Diagonal Through Ball, yang dilihat dari area saat umpan dilakukan. Biasanya, tim-tim yang memiliki catatan through ball baik cenderung memfokuskan pada sisi serangan di bagian tengah. Hal ini dikarenakan mengirimkan umpan terobosan melalui sisi lapangan sangat berbahaya. Sangat riskan jika umpan, yang akan berbentuk diagonal, dapat dipotong pemain lawan. Maka umpan terobosan paling aman dilakukan melalui tengah yaitu berupa straight through ball.

Di Eropa, Juventus dan Barcelona jadi tim yang mempunyai jumlah through ballper game tertinggi (8 through ball/game) dengan diikuti dominasi bermain melalui tengah lapangan. Juventus mencatat 35% dan Barca 34% serangan dari tengah. Kemudian Roma berada di posisi kedua penghasil 7 through ball pergame dengan dominasi tengah lapangan sebesar 35%.



Namun ketiga tim di urutan selanjutnya, Madrid, Napoli dan Southampton, sanggup menghasilkan jumlahthrough ball tinggi melalui permain sisi lapangan. Di Real Madrid, Angel di Maria yang bermain sebagai wingerjadi pemain yang muncul di peringkat 10 besar penghasil through ball dengan total 39 kali umpan terobosan. Sedangkan Napoli menyumbang Hamsik dengan 47 through ball-nya. 




Anomali Southampton

Dari data pemain penghasil umpan terobosan ini, Southampton jadi tim yang menarik untuk diamati. Tim ini masuk di urutan kedua penghasil through ball terbanyak sejauh musim ini. Akan tetapi, tidak ada satu pun pemain Southampton yang masuk daftar 10 besar, bahkan 20 besar, pembuat through ball terbanyak di Eropa.

Jika ditelusuri lebih lanjut, Rickie Lambert, akan muncul sebagai pemain yang menghasilkan jumlah through ball tertinggi di Southampton dengan jumlah 39. Kendati demikian, pemain yang juga menjadi pencetak gol terbanyak bagi Southampton ini punya kekurangan mendasar dalam hal through ball: akurasi. Menurut catatan statistik, rataan produksi through ball tinggi yang dibuat Lambert tak sebanding dengan rataan akurasi through-ball yang hanya mencapai 0,3% through ball per game. 

Hal ini menggambarkan bahwa dalam skema permainan Southampton Lambert dapat berperan sebagai false nine. Ia bertugas mengecoh pertahanan lawan dan memberikan ruang bagi second line yang dikomandoi oleh Gaston Ramirez untuk beranjak naik memanfaatkan celah yang ditinggalkan defender lawan yang sudah berhasil ditarik Lambert ke luar dari posisinya. 

Rataan through-ball per game Lambert ini cukup masuk jika dikaitkan dengan peranannya sebagai false nineini. Terlebih jika kita memperhatikan bagaimana Lambert ternyata juga menjadi pemain yang menghasilkankey passes tertinggi di Southampton.

Kembalinya Peran Trequarista

Dari tabel tim-tim penghasil through ball teringgi di atas, terdapat lima tim dari Italia, paling banyak di antara liga di Eropa lainnya. Fenemona ini juga menarik untuk dicermati, terutama menempatkan statistik tersebut dalam konteks taktik dan strategi permainan masing-masing tim. 

Jika diamati dari pemilihan taktiknya, lima tim asal Italia yang masuk ke dalam daftar 10 tim dengan rataanthrough ball terbanyak itu mayoritas memakai lima pemain tengah dan dua striker -- dengan pelbagai variasi formasinya, tentu saja. Bukan tak mungkin jika diajukan hipotesis kalau hal itulah yang membuat produksi through ball mereka jadi semakin meningkat. 

Hal ini dikarenakan pemain tengah memiliki banyak pilihan untuk melepaskan through ball ke arah dua striker di depan. Atau, dalam formasi 3-5-2, tak jarang juga salah satu pemain depan turun sedikit ke belakang guna memberi ruang pada target-man. Cara-cara seperti ini bisa membantu tim untuk membuat ruang kosong di wilayah pertahanan lawan sehingga mudah untuk memberi umpan terobosan. 




Di Italia through ball yang umumnya dilakukan oleh pemain tengah kini telah berganti. Dua nama teratas dari data statistik yang dimuat oleh whoscored.com bukan diisi pemain tengah. Francesco Totti menjadi pemain dengan jumlah through ball tertinggi sebanyak 69 (36 diantaranya akurat). Namun, saat dilatih oleh Zdenek Zeman, Totti sendiri lebih banyak berposisi di left forward. Demikian pula dengan Antonio Cassano. Pemain yang menghasilkan 50 through ball (22 akurat) ini biasa berperan sebagai second striker. 

Jika kita mengurut nama-nama penghuni lima besar penghasil through ball, akan muncul nama pemain seperti Totti, Cassano, Pirlo, Hamsik, dan Vucinic. Mereka adalah pemain-pemain yang mampu bermain sebagaitrequartista. Dari data di atas terlihat seolah peran trequartista, yang cenderung hilang di Italia, bisa kembali hidup.

Posisi baku seorang Trequartista adalah attacking midfielder atau second striker. Tapi dalam permainan ia menjelma jadi pemain serba bisa. Seorang trequarista bisa berperan untuk membuka celah dengan passingseperti seorang playmaker, mendribel dan melakukan pergerakan tanpa bola seperti deep lying forward, ataupun bergerak naik dari second lineseperti inside forward. Bahkan ia mempunyai kemampuan finishing sebaik seorang target man.

Trequartista tidak menjemput bola, namun terlihat seperti menjemput bola karena dia menunggu tepat di tiga perempat lapangan. Memang, di area lapangan inilah ia akan lebih banyak beroperasi. Hal inilah yang dilakukan oleh 5 pemain tersebut. Mereka akan dengan mudah melepaskan umpan terobosan jika menunggu bola di daerah perempat.

Passing Pendek Menentukan?

Lantas apa yang membuat sebuah tim menghasilkan jumlah through ball yang tinggi itu banyak menggunakan 5 pemain tengah?

Salah satu kemungkinannya adalah produksi umpan-umpan pendek. Semakin banyak memproduksi short passes, maka tim tersebut akan berpeluang besar melakukan through ball. Contohnya Juventus dan Barcelona. Selain penghasil through ball teringgi, mereka juga yang melakukan short passes per gameterbanyak di masing-masing liga.

Di Liga Inggris, Arsenal menjadi penghasil short passes tertinggi sekaligus tim kedua penghasil umpan terobosan terbanyak dengan jumlah 6 through ball per game. Hal ini berbeda dengan Southampton yang memiliki catatan umpan terobosan terbanyak di Inggris, namun jumlah umpan pendek sangat minim. Ini bisa disebabkan sedikitnya penguasaan bola Southampton sehingga berimbas pada rataan short passes. Ini juga yang kemungkinan membuat produksi through ball Southampton yang tinggi itu tidak diikuti dengan akurasithrough ball-nya.

Sumber

No comments:

Post a Comment